Ambon. 5 Desember 2025. Sebanyak 50 ribu anakan cokelat resmi telah terdistribusi kepada para petani di Kabupaten Maluku Tengah. Bantuan ini merupakan aspirasi Saadiah Uluputty, S.T., yang ia perjuangkan pada tahun 2025 ketika masih bertugas di Komisi IV DPR RI komisi yang bermitra langsung dengan Kementerian Pertanian.
Program ini menjadi salah satu langkah strategis dalam memperkuat komoditas unggulan Maluku, sekaligus menjawab kebutuhan riil petani untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan.
Distribusi Merata ke Tiga Kawasan Sentra Kakao
Adapun sebaran anakan cokelat tersebut adalah: Kecamatan Leihitu: 4.000 anakan, Kecamatan Seram Utara: 16.000 anakan, Kecamatan Seram Utara Timur – Kobi dan Seti: 30.000 anakan. Total 50.000 bibit ini kini telah berada di tangan kelompok-kelompok tani dan telah dikembangkan di lahan produktif.
Didistribusi di Saat yang Tepat: Harga Kakao Sedang Naik.
Momentum distribusi anakan cokelat ini terjadi bertepatan dengan kenaikan harga kakao di pasar nasional dan global, di mana harga biji kakao melonjak signifikan sepanjang 2025. Lonjakan harga ini menjadi peluang emas bagi petani Maluku untuk kembali menggairahkan kebun-kebun mereka yang sempat tidak produktif.
Saadiah Uluputty menegaskan bahwa penguatan komoditas lokal harus dilakukan dari hulu, yaitu dengan memperkuat benih unggulan agar petani memiliki basis produksi yang kuat.
“Cokelat adalah salah satu komoditas strategis Maluku. Kenaikan harga global harus kita manfaatkan untuk mengangkat kesejahteraan petani. Bibit yang kami perjuangkan ini saya harap mampu menambah produksi dan membuat Maluku bisa menjadi sentra kakao yang diperhitungkan,” ujar Saadiah.

Manfaat Berantai untuk Ekonomi Petani
Program ini diharapkan tidak hanya meningkatkan produktivitas kebun, tetapi juga membawa dampak ekonomi berantai bagi petani: Produktivitas meningkat, pendapatan petani naik, Terserapnya tenaga kerja lokal di kebun, Mendorong tumbuhnya UMKM berbasis kakao, Menggerakkan ekonomi desa dan kecamatan
Bagi para petani, bantuan bibit ini menjadi “harapan baru” di tengah upaya bangkit dari tantangan produksi beberapa tahun terakhir.
Dengan sinergi pemerintah daerah, kementerian, dan para petani, Saadiah berharap Maluku Tengah kembali menempati posisi strategis dalam peta produksi kakao nasional.
“Kesejahteraan petani adalah kesejahteraan Maluku. Dan setiap kebijakan yang kita dorong harus bermuara pada kemajuan mereka,” tegas Saadiah.
Selain mendorong peningkatan produksi di tingkat hulu, Saadiah juga menyoroti pentingnya hilirisasi kakao sebagai strategi jangka panjang untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi bagi petani Maluku Tengah.
Menurutnya, komoditas kakao tidak boleh hanya berhenti pada penjualan biji, melainkan perlu diolah menjadi produk turunan seperti bubuk kakao, cokelat siap konsumsi, maupun produk UMKM lainnya yang memiliki nilai jual tinggi. Dengan demikian, petani tidak hanya menikmati peningkatan hasil panen, tetapi juga memperoleh keuntungan yang lebih besar dari rantai industri pengolahan.
“Hilirisasi kakao adalah masa depan. Jika Maluku mampu mengolah kakao sendiri, maka kesejahteraan petani akan meningkat berkali-kali lipat,” ujar Saadiah, sembari menegaskan komitmennya mengawal program hilirisasi melalui kolaborasi lintas sektor.
(AR-01)
Aleg PKS Maluku Aspirasi DPR RI Komisi V DPR RI Saadiah Uluputty Salut
Last modified: December 6, 2025







